SOP PENGKAJIAN FISIK SECARA HEAD TO TOE (PART 1)
TUJUAN PENGKAJIAN HEAD TO TOE
Mendapatkan data tentang keadaan pasien secara lengkap
PROSEDUR PENGKAJIAN FISIK HEAD TO TOE
Persiapan Klien
- Kaji ulang kebutuhan pasien akan pengkajian fisik
- Sampaikan salam
- Jelaskan kepada klien tentang prosedur dan tindakan yang akan dilakukan
Persiapan Alat
- Stetoskop
- Tensimeter
- Jam/stopwatch
- Penlight
- Garpu tala
- Sudip lidah
- Speculum hidung
- Otoscope
- Kapas
- Reflex hammer
- Penggaris
- Kopi, gula, garam, cuka
- Kayu putih, teh
- Koran/majalah
- Format pengkajian
- Snellen chart
Pelaksanaan Pengkajian Head To Toe
Pemeriksaan Kepala
- Perhatikan posisi kepala terhadap bahu dan batang tubuh
- Inspeksi ukuran, bentuk dan garis kepala dan lesi
- Inspeksi kulit kepala, kebersihan dan distributor rambut.
- Palpasi kepala dan kulit kepala terhadap : nyeri, benjolan
- Palpasi rambut : tekstur dan distribusi
Pemeriksaan Struktur Luar Mata
Posisi dan Keselarasan
- Lakukan inspeksi posisi mata dalam perbandingan antara satu dan lainnya
- Lakukan inspeksi pada alis mata untuk ukuran, ekstensi dan tekstur rambut.
- Minta klien untuk menaikkan dan menurunkan alis mata
- Lakukan inspeksi pada daerah orbital terhadap edema, kemerahan atau jaringan lunak dibawah orbital
- Inspeksi posisi dan warna kelopak mata terhadap edema dan benjolan
- Minta klien untuk menutup dan membuka mata secara normal
- Inspeksi permukaan kelopak mata atas dengan meminta klien menutup mata (Jika terjadi lesi catat ukuran, bentuk, penyebaran dan pengeluaran cairan)
- Perhatikan posisi bulu mata
- Minta klien untuk membuka mata, perhatikan frekuensi reflek berkedip
- Inspeksi permukaan kelopak mata terhadap edema dan benjolan (Jika terjadi lesi catat ukuran, bentuk, penyebaran dan pengeluaran cairan)
- Pada bagian apparatus lakrimal inspeksi pada dinding luar atas bagian anterior tulang orbital terhadap edema dan kemerahan
- Palpasi bagian kelenjar lakrimal dengan lembut untuk mendeteksi adanya nyeri
- Inspeksi duktus lakrimal, periksa adanya edema dan pengeluaran cairan air mata yang berlebihan.
- Tarik lembut kelopak mata untuk menginspeksi konjungtiva bulbar, yang menutup daerah permukaan terbuka bola mata sampai tepi kornea.
- Inspeksi warna konjungtiva, adaya edema dan lesi.
- Inspeksi kejernihan dan tekstur kornea
- Lakukan uji sensitivitas kornea, dengan cara mendekatkan kapas ke salah satu mata klien, perhatikan adanya kedipan.
- Inspeksi keadaan luar iris mata dan perhatikan kelainan tepinya.
- Inspeksi ukuran, bentuk, keselarasan pupil dan reaksi terhadap cahaya
- Uji reflex pupil terhadap cahaya secara langsung dengan menyorotkan cahaya penlight ke arah pupil lalu perhatikan ukuran pupil ketika kena cahaya, normalnya pupil mengecil.
Ketajaman Penglihatan
Melakukan Pengkajian Penglihatan Dekat
- Pastikan cukup pencahayaan
- Pastikan apakah klien memakai alat bantu baca.
- Minta klien untuk membaca koran atau majalah dengan jarak 30 cm
Melakukan Pengkajian Penglihatan Jauh
- Gunakan lembar pemeriksaan snellen chart
- Pastikan cukup pencahayaan
- Posisi klien berdiri atau duduk dengan jarak 20 kaki (6,1 meter) dari lembar snellen chart
- Minta klien untuk membaca huruf pada lembar snellen chart dengan mata terbuka, ulangi dengan satu mata tertutup.
- Tentukan baris terkecil dimana klien bisa membaca seluruh huruf dengan benar.
Melakukan Pengkajian Hitung Jari
- Uji masing-masing mata untuk menghitung jari yang diacungkan.
- Pemeriksa dengan jarak 30 cm dari wajah klien.
Melakukan Pengkajian dengan Uji Cahaya
- Sinari mata klien dengan penlight dan padamkan, tanyakan apakah klien melihat cahaya.
Pengkajian Lapang Pandang Penglihatan
- Posisi klien duduk atau berdiri 2 kaki (60cm) jauhnya, berhadapan dengan ketinggian mata sejajar dengan pemeriksa.
- Klien menutup satu mata, mata yang lain menatap mata pemeriksa
- Pemeriksa menutup satu mata yang berlawanan arah, satu mata klien.
- Gerakkan jari dengan jarak sebanding panjang lengan diluar lapang penglihatan
- Minta klien untuk mengatakan bila melihat jari pemeriksa
- Perlahan tarik jari pemeriksa mendekat
- Ulangi prosedur pada sisi lain. Selalu harus membandingkan titik dimana pemeriksa melihat jari tersebut memasuki lapang penglihatan pemeriksa dan titik dimana klien melihatnya.
- Ulangi prosedur dengan keempat arah pada mata lainnya.
Pengkajian Gerakan Ekstraokuler
- Posisi klien duduk atau berdiri 2 kaki (60 cm) jauhnya, berhadapan dengan pemeriksa
- Minta klien mengikuti gerak jari dengan kedua mata, kepala tetap pada posisi menghadap pemeriksa.
- Gerakan jari dengan lembut dan perlahan melalui delapan arah tatapan utama.
- Jaga agar jari tetap dalam lapang penglihatan normal.
- Observasi gerakan parallel mata.
Pemeriksaan Telinga
- Inspeksi posisi, warna, ukuran, bentuk dan simetrisitas daun telinga.
- Palpasi mengenai tekstur, adanya nyeri, pembengkakan dan nodul-nodul.
- Inspeksi lubang pendengaran eksternal, perhatikan adanya cairan dan bau.
Pemeriksaan Telinga dengan Otoskopi
- Periksa lubang telinga terhadap adanya benda asing, sebelum memasukkan otoscope
- Minta klien menghindari gerakan kepala selama pengkajian
- Minta klien untuk memiringkan kepala ke arah bahu yang berlawanan
- Tarik daun telinga keatas dan kebelakang
- Masukan perlahan otoscope 1 sampai 1,5 cm
- Inspeksi mulai dari meatus sampai ke membrane timpani : warna, lesi, benda asing dan serumen atau pengeluaran cairan dan keutuhan membrane
Pemeriksaan Ketajaman Pendengaran
- Lepaskan alat bantu pendengaran bila klien menggunakan alat bantu
- Uji satu telinga secara bergantian saat klien menutup telinga lainnya dengan jari
- Berdiri sejauh 30 cm dari telinga yang sedang di uji disisi samping klien.
- Tutup mulut pemeriksa untuk mencegah pembacaan bibir oleh klien.
- Bisikkan angka-angka acak dan minta klien untuk mengulang kata-kata yang terdengar.
- Uji telinga satunya dan perhatikan setiap perbedaan.
- Untuk menguji pendengaran frekuensi tinggi tes pendengaran dapat dilakukan dengan detik jam
Tes Rinne
- Pegang garpu tala pada tangkainya dan pukulkan pada telapak tangan yang berlawanan
- Sentuhkan tangkai garpu tala yang bergetar tegak lurus pada prosesus mastoid klien. Bila sudah tidak terdengar minta klien untuk memberi tahu.
- Kemudian dengan cepat tempatkan 1-2 cm dekat dengan meatus eksternal
- Normalnya klien masih bisa mendengar. Ulangi telinga satunya
Tes Weber
- Pegang garpu tala pada tangkainya dan pukulkan ke telapak tangan yang berlawanan.
- Letakkan tangkai garpu tala yang bergetar di bagian tulang frontal atas
- Tanyakan pada klien apakah bunyi terdengar sama jelas pada kedua telinga atau lebih jelas pada salah satu telinga
Tes Swabach
- Pegang garpu tala pada tangkainya dan pukulkan ke telapak tangan yang berlawanan
- Letakkan garpu tala yang bergetar di prosesus mastoid pemeriksa sampai berhenti.
- Kemudian tempelkan garpu tala di tulang mastoid klien
- Ulangi prosedur dimulai dari klien
KLIK UNTUK MELANJUTKAN KE :
Referensi :
Buku Catatan Kuliah dan SOP Pemfis Poltekkes Kemenkes Bandung, 2010
Buku Catatan Kuliah dan SOP Pemfis Poltekkes Kemenkes Bandung, 2010
0 Response to "SOP PENGKAJIAN FISIK SECARA HEAD TO TOE (PART 1)"
Post a Comment